Laman

Minggu, 30 Januari 2011

mengubah template pada blogger

MENGUBAH TEMPLATE PADA BLOGGER



  • masuk ke http://blogtemplate4u.com. lalu pilih template yang kamu suka. dengan mengklik gambar template itu.
  • klik tombol download. seperti pada gambar: diatas..
  • file yang telah didownload akan berupa zip. jadi kita harus meng-extract tu file.
  • abis diekstrak. sign in ke blog kamu. trus pilih rancangan.
  • pilih edit HTML
  • trus klik download template lengkap.
  • klik browse, cari file template. klik unggah.
  • ntar ada warning. klik aja pertahankan widget.
  • trus tunggu sebentar. insya Allah jadi deeh
  • baguuusssss. alhamdulillah.:)
p.s:
extract file: buka file winrar yang dah kita download tadi. trus klik extract, ntar kita disuruh nentuin lokasi pengextracsian (ya tempat simpannya mgkn). bis tu, jgn lupa tmpat simpan file tu yaaa, harus diingat2. ntar susah loo. file yang di extract adalah file dgn format "xml" looo...

Jumat, 28 Januari 2011

senyawa

...senyawa...

senyawa mulai berjalan
yang satunya menerima
bukan pasrah
tapi kena
senyawa mulai bermain mata
yang satunya kena
bukan pasrah
tapi menerima

saat
senyawa mulai asik
yang satunya girang
bukan apa-apa
tapi... apa?

senyawa mulai musnah
yang satunya jadi hampa
bukan...apa?
tapi mengapa

senyawa 
yang satunya
bukan
apa-apa

HANYA 'YANG SATUNYA"
APA-APA
SENYAWA NTAH APA

sebenarnya
ini puisinya dari lubuk hati looo
hhahahaah
sebenarnya
ungkapan hati siihh
tapi gak usah di ceritain mgkn maknanya
maaf ya kalau kurang mangstap
soalnya ane kurang profesional
happy enjoy azaaaaaa ya
/('_')/

Kamis, 27 Januari 2011

nantikan ku di batas waktu...

Yth Ukhti,
Engkau tahu bahwa diriku bukanlah siapa-siapa, bahkan hari ini pun aku masih berfikir baikkah diriku untukmu. UKhti,  ana menyadari bahwa ana dah berazam untuk menjemput ukhti suatu hari nanti. Ukhti, dengan segala kelemahan diri ini, ana sampaikan bahwa azam ini akan berakhir ketika;

           1. Engkau menemukan ikhwan yang lebih baik daripada aku, lebih baik dari sikapku, ucapanku dan lebih baik dari akhlakku karena aku menyadari bahwa dirku bukanlah sesempurna yang engkau lihat. Diriku hanyalah seorang manusia yang Allah tutupkan aibnya, namun kalau Allah bukakan tentang aibku pasti engkau tahu bahwa aibku sungguh sangat banyak. Aku tidak punya kelebihan apa2 untuk dibangggakan dan untuk diberikan kepadamu kecuali Allah yang selalu menjadi pegangan  dan harapan didalam hidupku. Sementara engkau adalah seorang akhwat yang solehah, ta’at, lembut ucapmu, bagus akhlakmu  dan  cerdas, aktivis dakwah yg mumpuni,dan  mempunyai banyak kemampuan dan keinginan yang mulia, memiliki harapan yang diimpi-impikan yaitu mendamba seorang suami yang soleh, yang manjadi nakhoda dalam menjalani kehidupan ini. Namun diriku belum sesempurna yang engkau harapkan. 

            Ukhti, maka jika ukhti menemukan  ikhwan yang lebih baik dari pada aku terutama lebih baik dalam masalah pemahaman agama dariku, maka silahkan ukhti pilihlah ikhwan tersebut agar ukhti bisa bahagia dunia akhirat. kebahagian ukhti adalah kebahagiaan aku, meski entah hati ini akan bisa menerima atau tidak namun..........Insyaallah itu adalah yang terbaik buatmu, yang akan menjadi ladang pahala menuju Keridhoan-Nya.

            2. Ketika ada hal yang aku lakukan bertentangan dengan Syariah Islam. Ukhtii, diriku bukanlah seorang ustad  (berilmu) dan mafhum (Faham) dalam masalah agama dengan baik. Aku hanyalah seorang insan pembelajar yang sedang memahami dan belajar mengenal islam, pemahamanku tentang islam masih sangat terbatas, namun keinginan yang besar untuk tetap istiqomah dalam meningkatkan kualitas diri dihadapan Robb-Nya. Maka Sangat besarlah kemungkinan kesalahan yang ada pada diriku baik kesalahan ucap maupun prilakuku, maka apabila engkau temukan hal tersebut pada diriku, maka ukhti silahkan sampaikan bahwa diriku tidak perlu lagi menjemputmu.

           Meski demikian, dengan segala kelemahan diri  dan kekurangan yang ada pada diriku, aku masih  berharap engkau tetap istiqomah menanti diriku untuk menjemputmu. Meski sekarang ini kita jarang saling berkomunikasi dan saling menyapa, namun dirimu tetap dihati ini, yang terukir indah di sanubari, karena sebelum di ijab-kabulkan syari;ah tetap menjadi batasan dari interkasi kita. Berlindung kepada Allah atas segala kegundahan dan keraguan didalam hati ini.

        Sejujurnya aku tidak tahu apakah engkau masih istiqomah menungguku..?? namun keyakinan kepada Allahlah yang membuatku yakin bahwa ia akan memberikan yang terbaik kepada hambaNya  dalam setiap segi-kehidupannya, yang tidak pernah mendzalimi hambaNya dan selalu setia mendengarkan setip keluh-kesah hambaNya, meski hambaNya terkadang memalingkan wajahNya dari petunjuk dan aturan dariMu.

     Ukhti, demikian surat ini ditulis untuk menyerahkan semuanya kepada Illahi Robbi, sebagai ketawakallan diriku untuk memohon yang terbaik dari sisiNya. Aku memohon ma’af kalau selama ini kita sering bertemu tapi tidak pernah bertutur sapa itu tiada lain hanyalah untuk menjaga izzah (kemuliaan )dirimu  dan Iffah (Kehormatan) dirimu sebagai seorang muslimah yang solehah, aku yakin bahwa engkau akan mendapatkan  ikhwan yang terbaik dari Allah apakah diriku ataupun Ikhwan Lain.

Sekian lama azam ini diucapkan namun, Allahlah yang lebih tahu tentang hati setiap manusia, perasaanya di serahkan kembali kepada Allah karena Dialah yang menitipkan perasaaan ini. Namun Akhi masih meyakini bahwa "Dirimu adalah seorang akhwat terbaik dalam hidupku, namun aku belum tentu yang terbaik untukmu".
Apabila Ukhti sudah membaca surat ini dan masih tetap istiqomah menungguku  maka,  "Nantikanku dibatas waktu".


Senin, 17 Januari 2011

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEIMANAN SESEORANG MENURUT KACAMATA ISLAM

OLEH : OKTA SILVIA . M
KELAS : TIF I C
11051202017
TUGAS MENTORING

Bismillah...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEIMANAN SEORANG DALAM KACAMATA ISLAM
1.    Keluarga

Keluarga menjadi hal penting dalam pembentukan iman seseorang sedari dia kecil hingga dewasa. Tentunya yang menjadi sangat vital adalah peran orang tua yakni ayah dan ibu. orang tua memiliki tanggung jawab yang besar dalam membentuk keimanan anak-anaknya. Anak yang lahir dari pasangan muslim dan muslimah, tentunya akan mengikuti keyakinan ibu dan ayahnya.

“Wahai orang orang yang beriman jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan, padanya ada malaikat yang kasar, mereka tidaklah mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan kepada mereka dan mereka mengerjakan apa yang diperintahkan kepada mereka.” (at-tahrim:6)

Sepasang keluarga yang mendidik anak-anaknya dengan pendidikan agama yang baik, akan mengakibatkan sesuatu yang sangat positif bagi masa depan keimanan anak tersebut.

2.    Lingkungan
Lingkungan ialah sesuatu yg berada diluar diri anak dan mempengaruhi perkembangannya. Lingkungan sendiri dibagi tiga macam yg keseluruhan mendukung terhadap proses implementasi pendidikan Islam misal masyarakat sekolah dan keluarga. Dalam arti yg luas lingkungan mencakup iklim dan geografis tempat tinggal adat istiadat pengetahuan pendidikan dan alam. Oleh karna itu dgn kata lain lingkungan ialah segala sesuatu yg tampak dan terdapat dalam alam kehidupan yg senantiasa berkembang. (Daradjat 2000: 63)
Jadi lingkungan mempunyai andil yg sangat signifikan dalam pembentukan sikap dan prilaku yg pada akhir akan membentuk sebuah kepribadian yg sempurna dan keimanan yang kokoh.
Rasulullah bersabda :
رِيْحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الْكِيْرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيْحًا خَبِيْثَةً فَحَامِلُ الْـمِسْكِ إِمَّا أَنْ  يَحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ  .مَثَلُ الْـجَلِيْسِ الصَّالـِحِ وَالسُّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيْرِ.
“Permisalan teman duduk yang baik dan teman duduk yang jelek seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. (Duduk dengan) penjual minyak wangi bisa jadi ia akan memberimu minyak wanginya, bisa jadi engkau membeli darinya dan bisa jadi engkau akan dapati darinya aroma yang wangi. Sementara (duduk dengan) pandai besi, bisa jadi ia akan membakar pakaianmu dan bisa jadi engkau dapati darinya bau yang tak sedap.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Baik buruk akhlak kita, terkadang tergantung kepada siapa kita berteman. Jika teman itu baik dan memiliki iman yang teguh, tentu dia akan mengajak kita kepada kebenaran. Tapi sebaliknya, jika ia memiliki iman yang kurang kokoh, tentu kita (walaupun secara tidak sengaja) mengikuti ajakannya. Tapi tentunya lagi, itu tergantung bagaimana kita menanggapinya. Kambali kediri kita masing-masing. Wallahua’lam bishshawab...
Wassalam...