Laman

Senin, 17 Januari 2011

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEIMANAN SESEORANG MENURUT KACAMATA ISLAM

OLEH : OKTA SILVIA . M
KELAS : TIF I C
11051202017
TUGAS MENTORING

Bismillah...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEIMANAN SEORANG DALAM KACAMATA ISLAM
1.    Keluarga

Keluarga menjadi hal penting dalam pembentukan iman seseorang sedari dia kecil hingga dewasa. Tentunya yang menjadi sangat vital adalah peran orang tua yakni ayah dan ibu. orang tua memiliki tanggung jawab yang besar dalam membentuk keimanan anak-anaknya. Anak yang lahir dari pasangan muslim dan muslimah, tentunya akan mengikuti keyakinan ibu dan ayahnya.

“Wahai orang orang yang beriman jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan, padanya ada malaikat yang kasar, mereka tidaklah mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan kepada mereka dan mereka mengerjakan apa yang diperintahkan kepada mereka.” (at-tahrim:6)

Sepasang keluarga yang mendidik anak-anaknya dengan pendidikan agama yang baik, akan mengakibatkan sesuatu yang sangat positif bagi masa depan keimanan anak tersebut.

2.    Lingkungan
Lingkungan ialah sesuatu yg berada diluar diri anak dan mempengaruhi perkembangannya. Lingkungan sendiri dibagi tiga macam yg keseluruhan mendukung terhadap proses implementasi pendidikan Islam misal masyarakat sekolah dan keluarga. Dalam arti yg luas lingkungan mencakup iklim dan geografis tempat tinggal adat istiadat pengetahuan pendidikan dan alam. Oleh karna itu dgn kata lain lingkungan ialah segala sesuatu yg tampak dan terdapat dalam alam kehidupan yg senantiasa berkembang. (Daradjat 2000: 63)
Jadi lingkungan mempunyai andil yg sangat signifikan dalam pembentukan sikap dan prilaku yg pada akhir akan membentuk sebuah kepribadian yg sempurna dan keimanan yang kokoh.
Rasulullah bersabda :
رِيْحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الْكِيْرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيْحًا خَبِيْثَةً فَحَامِلُ الْـمِسْكِ إِمَّا أَنْ  يَحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ  .مَثَلُ الْـجَلِيْسِ الصَّالـِحِ وَالسُّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيْرِ.
“Permisalan teman duduk yang baik dan teman duduk yang jelek seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. (Duduk dengan) penjual minyak wangi bisa jadi ia akan memberimu minyak wanginya, bisa jadi engkau membeli darinya dan bisa jadi engkau akan dapati darinya aroma yang wangi. Sementara (duduk dengan) pandai besi, bisa jadi ia akan membakar pakaianmu dan bisa jadi engkau dapati darinya bau yang tak sedap.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Baik buruk akhlak kita, terkadang tergantung kepada siapa kita berteman. Jika teman itu baik dan memiliki iman yang teguh, tentu dia akan mengajak kita kepada kebenaran. Tapi sebaliknya, jika ia memiliki iman yang kurang kokoh, tentu kita (walaupun secara tidak sengaja) mengikuti ajakannya. Tapi tentunya lagi, itu tergantung bagaimana kita menanggapinya. Kambali kediri kita masing-masing. Wallahua’lam bishshawab...
Wassalam...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar